Subscribe to our mailing list.

We shall send you an e-mail notification whenever  we post new articles, reports or reviews on our website, subscribe with your e-mail in the box below. 

Forum

Beberapa Mitos Dan Fakta Dari Aktivitas Olahraga
Beberapa Mitos Dan Fakta Dari Aktivitas Olahraga
New Member
Joined: Aug 16, 2025
Last seen: Aug 16, 2025
3
Forum Posts
0
Topics
0
Questions
0
Answers
0
Question Comments
0
Liked
0
Received Likes
0
Received Dislikes
0/10
Rating
0
Blog Posts
0
Blog Comments

About Me

Beberapa Mitos Dan Fakta Dari Aktivitas Olahraga

 

Saat berolahraga, tubuh akan menghasilkan keringat. Banyak asumsi di masyarakat yang menganggap bahwa semakin banyak berkeringat maka olahraga akan semakin efektif. Ada pula yang menganggap bahwa semakin banyak berkeringat menentukan semakin banyaknya berat badan yang dapat turun. Menanggapi hal tersebut, dr Abdul menyebutkan bahwa penurunan BB terjadi melalui pembakaran lemak. Keringat yang keluar tidak menggambarkan banyaknya lemak yang terbakar oleh tubuh. Ini merupakan sebuah mitos. Secara fisiologis, saat berolahraga memang tubuh akan menghasilkan keringat. Hal ini berakibat pada kebutuhan metabolik dengan suhu tubuh yang semakin meningkat saat berolahraga. Tidak selamanya banyak keringat menandakan banyak lemak yang terbakar.” paparnya

 

Secara normal suhu tubuh manusia harus tetap terjaga secara optimal. Dengan demikian, segala komponen di dalam tubuh akan dapat bekerja dengan baik. Jika suhu tubuh telah optimal, maka akan terjadi pengeluaran keringat.  Jika terlalu memaksakan diri agar suhu tubuh makin naik, ini akan membuat tubuh tidak teregulasi dengan baik. Hal ini bisa menyebabkan stroke, kehilangan kesadaran, kejang, bahkan meninggal,” ungkapnya.  Mitos selanjutnya adalah terkait lamanya waktu berolahraga. Tak sedikit yang menganggap bahwa semakin lama berolahraga maka semakin baik olahraga untuk kesehatan. Menurut dr Abdul, Jika tujuan berolahraga adalah untuk membakar lemak, maka ini dapat dibenarkan. Ia menyebutkan bahwa saat berolahraga, tubuh melewati tiga jalur metabolisme energi.

 

Pertama phosphocreatine, kedua metabolisme aerobik, dan ketiga anaerobik.  Jika fokus untuk membakar lemak, maka benar lamanya berolahraga akan menentukan jalur mana yang akan tubuh pakai dalam metabolisme. Namun lebih baik olahraga dilakukan dalam intensitas yang ringan hingga sedang saja, yaitu dalam durasi 40-45 menit,” ucapnya.  Anjuran yang disampaikan The American College of Sports Medicine bahwa durasi olahraga yang dibutuhkan oleh manusia dalam satu  minggu adalah 150 menit untuk intensitas berat. Sementara 75 menit untuk intensitas sedang. “Tidak perlu terlalu berlama-lama. Memilih untuk intensitas sedang atau tinggi tergantung menyesuaikan Link Join 11Bola dengan kondisi masing-masing. Jika baru berolahraga lebih baik tidak langsung menggunakan intensitas berat.” tambahnya.

 

Bantu Hilangkan Lemak Perut Dengan Berolahraga

 

Tingkat prevalensi obesitas secara global terus mengalami peningkatan selama 50 tahun terakhir hingga dikatakan sebagai epidemi bahkan pandemi di abad ke-21. Saat ini tingkat prevalensi obesitas di dunia meningkat lebih dari dua kali lipat jika dibandingkan tahun 1975 dimana hanya 3.2% laki-laki dan 6.4% perempuan yang mengalami obesitas. Peningkatan ini sangat mengkhawatirkan dan akan menjadi ancaman serius bagi kesehatan populasi di masa mendatang.

 

Obesitas merupakan salah satu kondisi yang memiliki risiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan yang sangat serius yang akan mengancam kesehatan masyarakat di dunia. Individu dengan obesitas akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia adiposit yang akan berimplikasi terhadap peningkatan sitokin pro-inflamasi, sehingga meningkat risiko morbiditas dan mortalitas. Obesitas dapat disebabkan karena gaya hidup yang buruk, pola makan yang tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik. Modifikasi gaya hidup dengan pendekatan non-farmakologis, seperti latihan fisik dinilai efektif dalam mencegah peningkatan angka morbiditas melalui peran anti-inflamasi. Oleh karena, itu penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek perbedaan tipe latihan terhadap penurunan sitokin pro-inflamasi pada remaja perempuan obesitas.

 

Sebanyak 36 responden berjenis kelamin perempuan, usia 20-24 tahun, index massa tubuh (IMT) 25-35 kg/m2 direkrut dari kalangan mahasiswa Kota Malang dan diberi intervensi tiga tipe Latihan, yaitu moderate-intensity endurance training (MIET), moderate-intensity resistance training (MIRT), moderate-intensity combined training (MICT). Metode ELISA diterapkan untuk mengevaluasi kadar IL-6 dan TNF-α serum antara pre-training dan post-training. Teknik analisis data menggunakan Paired Samples t-Test dengan statistik packet for social science (SPSS) versi 21.0. Hasil penelitian didapatkan terdapat penurunan signifikan kadar IL-6 dan TNF-α serum antara pre-training dengan post-training pada ketiga tipe latihan (MIET, MIRT, MICT) (p ≤ 0.001). Persentase perubahan kadar IL-6 dari pre-training pada CTRL (0.76±13.58%), MIET (-82.79±8.73%), MIRT (-58.30±18.05%), MICT (-96.91±2.39%), dan (p ≤ 0,001). Persentase perubahan kadar TNF-α dari pre-training pada CTRL (6.46±12.13%), MIET (-53.11±20.02%), MIRT (-42.59±21.64%), MICT (-73.41±14.50%), dan (p ≤ 0.001).

Location

Timezone

Asia/Jakarta
Social Networks