Last seen: Sep 27, 2025
About Me
Apa Yang Terjadi Ketika Mental Health Menurun?
Belakangan ini, isu kesehatan mental sering diperbincangkan oleh banyak kalangan, salah satunya di dunia kerja. Di lingkungan kerja sendiri, kesehatan mental yang stabil dan terjaga akan membuat para karyawan lebih bahagia dan produktif dalam bekerja. Hal ini didorong oleh perusahaan serta para atasan yang suportif dan apresiatif, sehingga para karyawan menjadi lebih semangat dalam mencapai target perusahaan serta menimbun ilmu dari pekerjaan yang dilakukan. Akan tetapi, tidak semua perusahaan mendukung para karyawan untuk memiliki kesehatan mental yang prima. Secara tidak sadar, perusahaan memperlakukan semua karyawannya seperti robot yang bisa bekerja tanpa henti, dapat melakukan semua pekerjaan agar menghemat pengeluaran gaji.
Serta bekerja dengan tenggat waktu (deadline) yang singkat dengan hasil memuaskan. Jika karyawan dibiarkan terus dalam situasi kerja seperti ini, maka tidak jarang mereka akan mudah lelah secara fisik dan stres dari pikiran. Menurut Celestinus Eigya Munthe selaku Direktur Kesehatan Jiwa dan NAPZA Kementerian Kesehatan, terjadi peningkatan gangguan kesehatan mental saat pandemi terjadi di tahun 2020, seperti 6,8% meningkatnya penderita gangguan kecemasan dan 8,5% mengalami depresi. Kemudian, Kementerian Kesehatan RI juga mencatat bahwa lebih dari 1.000 orang melakukan percobaan bunuh diri. Munculnya gangguan kesehatan jiwa ini berawal dari burnout yang berkepanjangan. Dalam dunia kerja, hal ini dipicu oleh banyaknya tekanan dari perusahaan yang berimbas secara psikologis dan emosional pekerja.
Kemudian, terjadilah gejala psikosomatis Judi Slot 888 Link Alternatif Resmi yang mempengaruhi kesehatan fisik tubuh. Misalnya, rasa sakit perut hingga mual dan muntah saat perjalanan kantor, sakit kepala menjelang tidur malam. Di lingkungan kerja, situasi atasan atau pihak manajemen kantor tidak menerima pendapat, kritik, dan saran karyawan banyak sekali terjadi. Sebagai karyawan, kamu bisa saja harus mematuhi peraturan dan pendapat mereka yang tidak sewajarnya. Jika kamu bersuara tanda tidak setuju, kamu akan diberi ancaman. Hal seperti ini akan memicu stres karyawan karena patut menahan pendapat yang seharusnya bisa diutarakan. Kemudian, cara komunikasi seperti itu akan membuat para pekerja merasa insecure dan tertutup untuk menjadi terbuka soal pekerjaan.
Penyebab Dan Dampak Kesehatan Mental Yang Buruk
Kesehatan mental di tempat kerja adalah faktor penting yang memengaruhi produktivitas dan kualitas hidup karyawan. Seiring meningkatnya tuntutan pekerjaan, menjaga kesehatan mental menjadi lebih krusial daripada sebelumnya. Menurut data dari WHO, gangguan kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan menyebabkan hilangnya produktivitas global hingga 1 triliun dolar AS setiap tahunnya. Di Indonesia, survei dari Kementerian Kesehatan mengungkapkan bahwa 6% karyawan mengalami gejala depresi terkait tekanan kerja. Karyawan yang memiliki kondisi mental yang sehat cenderung lebih produktif, kreatif, dan puas dengan pekerjaan mereka. Namun, kesehatan mental sering kali diabaikan, yang menyebabkan penurunan produktivitas dan kualitas hidup secara keseluruhan.
Sebuah studi dari Harvard Business Review menemukan bahwa karyawan dengan masalah kesehatan mental mengalami penurunan produktivitas sebesar 30%. Selain itu, survei dari Mind UK mengungkapkan bahwa 42% karyawan yang mengalami stres kronis juga lebih rentan terhadap konflik dengan rekan kerja dan manajemen, serta mengalami peningkatan absensi hingga 7 hari per tahun dibandingkan karyawan yang sehat secara mental. Ada beberapa penyebab gangguan kesehatan mental di dunia kerja. Komunikasi yang buruk antara karyawan dan manajemen, kurangnya dukungan dari rekan kerja atau pimpinan, serta beban kerja yang berlebihan dapat menciptakan stres dan ketidaknyamanan emosional. Selain itu, masalah pribadi seperti konflik keluarga atau kesehatan fisik yang terganggu juga dapat berdampak signifikan terhadap kesehatan mental karyawan.
Jika masalah kesehatan mental tidak ditangani dengan baik, dampaknya bisa sangat merugikan. Stres dan kelelahan yang terus menerus dapat menyebabkan penurunan produktivitas, meningkatnya tingkat absensi, dan bahkan merusak hubungan sosial di tempat kerja. Karyawan yang merasa tertekan mungkin akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, sulit mengambil keputusan, dan merasa tidak termotivasi untuk mencapai target yang diharapkan. Salah satu tantangan terbesar dalam mengatasi masalah kesehatan mental di tempat kerja adalah stigma yang masih melekat. Sebuah laporan dari Mental Health Foundation menunjukkan bahwa 56% karyawan merasa tidak nyaman untuk mengungkapkan masalah kesehatan mental mereka kepada manajemen karena takut dihakimi atau kehilangan kesempatan promosi.
Location
Timezone